2010年2月25日星期四

Pintu Hati Yang Terbuka

Allah Subhanahu Wa Ta'ala selalu membukakan pintu hati hamba-hamba-Nya dengan melalui berbagai cara, salah satunya yaitu melalui tutur kata sang buah hatinya. 'Kenapa papa tidak pernah menjadi imam sholat bagi kami?' begitulah tutur seorang bapak kepada saya. Ditengah kesibukan dirinya di kantor, perasaan resah dan gelisah menjalar dihatinya. 'Yang bisa merasakan kegelisahan itu hanya saya sendiri Mas Agus. Saya tidak sanggup untuk mengungkapkan seperti apa keresahan,'ucapnya.

Keresahan yang menyandarkan bahwa tonggak keimanan saya selama ini terbalut rasa percaya diri yang begitu besar. Bahwa saya bisa mengatasi kesulitan sebesar apapun masalah yang sayang hadapi. Saya sanggup membangun diri tanpa bantuan siapapun dan terbukti berhasil. Saya tidak pernah berpikir bahwa semuanya ini sesungguhnya karunia Ilahi. tuturnya dengan penuh berlinangan airmata. Malam itu anak-anak Amalia terdengar suara mengaji. Beliau sempat terdiam sejenak membacakan surat alfatehah untuk kedua orang tuanya yang lama tiada. 'Semoga Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengampuni dosa-dosa saya ya mas..'ucapnya.

'Sebagai wujud rasa syukur kehadirat Ilahi, saya mencoba untuk berbuat kepada orang lain dan karyawan-karyawan saya. Hal itu saya lakukan karena saya tidak mengerti tata cara beribadah dan berdoa menurut keyakinan yang diwariskan bapak dan ibu saya' lanjutnya. Saya memberikan kebebasan bagi semua karyawan. Bagi saya, mereka adalah parnter kerja saya. Saya tunjukkan kepada mereka bahwa kedudukan mereka dan saya sama saja. 'alhamdulillah, apa yang saya lakukan mendatangkan manfaat bagi kemajuan perusahaan.'

Bayang-bayang keindahan masa kecilnya begitu indah. Bila didalam kamar seorang diri, seringkali merindukan suara-suara ayat suci al-quran. Saya juga merindukan gema adzan. Tahun lalu saya terkejut, tanpa saya duga kedua anak saya protes. Mereka mengatakan kepada saya kenapa papa tidak pernah mau menjadi imam salat. 'Rasanya saya bagaikan tersambar petir disiang bolong. Hati saya terasa perih Mas..'tuturnya lirih. matanya lembab memerah.

'Malam-malam berikutnya kegelisahan semakin bertambah menjadi-jadi. Saya tidak bisa tidur. Perkataan anak-anak saya menjadi beban dan rasa malu buat saya justru menjadi motor penggerak saya untuk menunjukkan saya ke jalan yang di ridhoi oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala.'

Pelan-pelan saya menghampiri istri saya yang dari tadi memperhatikan kegelisahan yang saya alami. 'begini mah..saya berniat mulai hari ini untuk menjalankan ibadah salat. Mamah bimbing saya ya..' terangnya. Ada kesejukan sejak pertama kali saya menjalan ibadah salat bersama istri saya. Duduk bersimpuh dihadapanNya. Tangis saya dan istri seolah tiada henti begitu membahagiakan bagi kami berdua,' tuturnya.

'Ya Allah, hanya kepada Engkaulah kami mengabdi dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan. Tunjukkanlah kami kejalan yang lurus dan jalan yang Engkau ridhoi' Itulah doa yang saya panjat berulang-ulang. Airmata kami terus mengalir, saya merasakan kepasrahan yang paling dalam. Kini saya merasakan benar-benar makna Inna shalati wanusuki wamahyaya wa mamati lillahi robbil alamin..Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah, Tuhan semesta Alam.' Ucap beliau. Malampun semakin larut, kepasrahan terlihat jelas diwajahnya. Allah telah membukakan pintu hati melalui ucapan sang buah hatinya. SUbhanallah..

Wassalam,

0 评论:

 
Template designed using TrixTG